Jumat, 18 Maret 2016

Membangun Kampung dengan Jimpitan

Membangun Kampung
Dengan Jimpitan


Oleh : Jona

Kita sebagai Manusia yang di Lahirkan oleh seorang Ibu yang di lahirkan ke Dunia ini sudah di anugrahi dua sifat yaitu sebagai mahluk Individu dan mahluk Sosial . Manusia sebagai makhluk individu artinya setiap manusia berhak atas milik pribadinya sendiri dan bisa disesuaikan dengan lingkungan sekitar. Selain itu manusia juga  mahluk sosial yang sudah semestinya hidup berdampingan di dalam hidup bermasyarakat kalau dalam bahasa jawanya Sesrawungan, karena sudah sangat jelas bahwa kita tidak dapat hidup sendiri tanpa Orang lain disekitar kita. Cepat Tanggap ( Take Action ) seharusnya sikap yang semestinya kita miliki dalam setiap waktu sebagai mahluk sosial . " Berat sama di pikul , Ringan sama di jinjing " inilah ungkapan yang tepat bagi kita sebagai mahluk Sosial. Untuk mewujudkankan itu semua perlu di realisasikan sikap Gotong Royong, dimana arti gotong royong itu sendiri adalah Suatu pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama dan hasilnya untuk kepentingan bersama tanpa membedakan suku ras dan agama yang ada, sebagai contoh Siskampling , Pembangunan Jalan dan talut , Lelayu , sambatan ( memperbaiki rumah / membangun rumah ) , Tujuh Belasan , Parisipasi Jimpitan  dan masih banyak lagi.

Gotong Royong merupakan ciri khas Bangsa Indonesia dalam kehidupan di Masyarakat, yang terjadi turun temurun dari Nenek moyang kita . Kegiatan Gotong royong ini sangat kental di masyarakat pedesaan di banding dengan masyarakat kota. Karena kebanyakan masyarakat kota lebih bersifat Individualis , berbeda dengan masyarakat di desa mereka selalu mengedepankan kebersamaan . Permasalahan yang sekarang harus kita perbaiki adalah bagaimana cara memupuk kembali nilai-nilai  gotong  royong  yang  pernah  hidup  dengan  kuatnya  pada  kehidupan masyarakat  serta mempertahankanya .  Semoga dengan semakin canggihnya Ilmu Pengetahuan dan Tehknologi di Indonesia serta pengaruh budaya asing yang mempengaruhi masyarakat di Indonesia tak akan pernah bisa melunturkan Budaya Gotong Royong ini.

Gotong Royong merupakan peran utama dalam pembangunan di samping adanya dana , Salah satu cara yang paling sederhana dan praktis untuk mewujudkan pembangunan sarana pada kampung adalah dengan diadakanya Gotong Royong dalam Jimpitan , bisa dikatakan menabung bersama ,  sedikit-sedikit lama lama menjadi bukit , karena jimpitan mekanismenya persis seperti kita menabung , hanya untuk jimpitan ini dilakukan secara bersama -sama oleh setiap KK dalam satu RT pada suatu kampung . lebih definisinya Jimpitan adalah Swadaya Warga Masyarakat yang dikumpulkan dan dikelola untuk kesejahteraan warga masyarakat itu sendiri . Jimpitan ini dapat berupa jimpitan tunai maupun barang.


Sebelum tahap pelaksanaan Jimpitan , perlu disosialisasikan kepada masyarakat , tentang sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam Gotong Royong Jimpitan ini serta maknanya. Sosialisai ini dapat di lakukan bersamaan dengan pertemuan rutin RT/RW Setempat , dapat juga melalui pertemuan PKK , Karang Taruna atau Ibu-ibu Yasinan . Dalam pelaksanaan Jimpitan ini   hanya  dibutuhkan gelas bekas air mineral / kaleng bekas susu  di lengkapi dengan kertas tabel  lengkap dengan Nama KK dan Minggu keberapa  serta bulan   , dimana kaleng/gelas bekas ini di tempel-tempel di rumah warga , kemudian yang mempunyai rumah berkewajiban menaruh dana/beras  yang telah ditetapkan berdasarkan keputusan RT/RW setempat . Biasanya mereka akan sadar dengan kewajibanya sebagai anggota Masyarakat yang bertanggungjawab . Jimpitan ini biasanya di ambil petugas jimpitan yang sudah ditunjuk RT/RW setempat.


Mewujudkan Pembangunan sebuah kampung seperti perbaikan jalan , pengadaan gapura dan pos kampling , taman kampung , majalah dinding dan sebagainya serta kegiatan-kegiatan kampung bisa di tempuh dengan Jimpitan . Logikanya sebuah kampung ada 200 KK , setiap KK berkewajiban membayar jimpitan sebesar Rp.2000/ Minggu , maka setiap bulanya akan mendapatkan pemasukan sebesar Rp.8000 untuk setiap KK , kalau jumlah KK tadi  200 maka setiap bulanya akan mendapatkan pemasukan Rp.1.600.000 , kalau dalam satu tahun akan mendapatkan kurang lebih Rp. 19.200.000 , hasil yang sangat fantastis bukan ? itu salah satu contoh jimpitan rupiah. Dana Swadaya Jimpitan ini juga dapat di gunakan untuk Acara – acara kampung misalnya Malam 17san , Merti Dusun , Pagelaran seni dan sebagainya sehingga panitia tidak repot lagi untuk meanrik Iuran .
Setelah Jimpitan dana  berjalan serta berhasil  , maka sebaiknya juga diadakan Jimpitan Beras/KK satu gelas setiap minggunya, dan hasil beras yang terkumpul bisa di jual untuk dijadikan dana yang berguna, pada sisi pemasukan ini juga bisa menambah kas suatu kampung. Bisa kita bayangkan betapa kita mudah membangun Kampung dengan Jimpitan. Walau dalam prakteknya ada beberapa warga yang kurang sportif itu tidak menjadi kendala yang besar , karena masih banyak warga yang sportif dibandingkan dengan yang tidak sportif.
Biasanya setelah berjalan akan terlihat beberapa kendala , Kendala yang akan menonjol diantaranya yaitu tentang petugas penarikan jimpitan ,karena sudah pasti petugas pengambil jimpitan pasti di jadwal oleh koordintornya,  bila kendala ini tidak bisa diatasi sebaiknya Pengurus RT/RW setempat memperkejakan dua atau tiga orang untuk memungut jimpitan, dari pada tradisi jimpitan ini harus kandas di tengah jalan . Semoga saja RT/RW Setempat mengeluarkan peraturan tentang Jimpitan di Kampunya masing masing , Sedangkan untuk jimpitan beras alangkah baiknya petugasnya merangkap yang piket poskampling , jadi petugas pos kampling hari itu sekaligus petugas jimpitan . Pengambilan jimpitan beras dilakukan pada malam hari sambil keliling mengamankan kampungnya sekaligus mengambil jimpitan beras.
Saya yang notabene sebagai rakyat kecil dengan hidup pas-pasan sangat mengaharapkan progam kecil Jimpitan ini bisa berjalan pada setiap kampung di Indonesia pada umumnya dan di Jateng pada khusunya, sehingga turut serta mesukseskan branding Provinsi Jawa Tengah dari pemerintahan Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP dan Wakil Gubernur Drs H Heru Sudjatmoko MSi , di mana Jateng Gayeng itu memiliki makna masyarakat Jawa Tengah yang penuh semangat, berani, tangguh, jujur, ramah, menggembirakan, harmonis dan hangat. Semoga Bermanfaat

Penulis
Nama             :     Jumiyanto Jona
Alamat           :     Ling. Blondo RT.03 RW. 07 Bawen Kabupaten Semarang
No . Hp          :     085-875-598-843

Email             :     jonaucks@gmail.com

Yuk kampanyekan Jimpitas untuk Pembangunan Kampung....






Tidak ada komentar:

Posting Komentar